Selasa, 16 Agustus 2016

Menuju Kedungadem Sentra Bawang Merah


By on 08.16.00


             
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu  Tanaman bernilai ekonomi tinggi dan sudah sejak lama  dibudidayakan oleh petani Kedungadem ,dan berkembang pesat sejak tahun 2007 terutama di Desa Pejok dan Desa Duwel dan sudah merupakan tanaman pokok selain tanaman pangan. saat ini tanaman bawang merah telah mencapai luas 1650 hektar yang tersebar di 16 Desa

Kecamatan Kedungadem merupakan daerah tadah hujan  dengan Topografi kemiringan 30 derajat .Dan merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bojonegoro  sebagai sentra tanaman bawang merah yang dibudidayakan  di musim penghujan yaitu antara Bulan Oktober sampai dengan Bulan Mei sebanyak dua kali musim tanam .

Berikut sekilas  langkah-langkah  yang dilakukan oleh petani di dalam berbudidaya bawang merah.
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan saat hujan telah turun beberapa kali dan tanah  sudah cukup basah dengan cara dicangkul atau gancu atau juga bisa dibajak  pakai Hand Traktor.selanjutnya tanah di olah lagi dengan dicangkul ke dua atau diolah pakai cultivator sampai tanahnya genbu,.sambil pengolahan tanah kedua ini disebarkan pupuk organik sebanyak 2 ton per hektar.
Selanjutnya dilakukan pembuatan guludan/bedengan. Guludan/bedengan dibuat dengan lebar 1-1,2 meter dengan panjang sesuai petak sewah. Tinggi guludan 30 cm serta dibuatkan parit dengan lebar 40 -50 cm.

2.Pembenihan dan Penanaman
Sampai saat benih yang ditanam masih didatangkan dari luar daerah,dan baru 10 % petani mengusahakan benih sendiri di musim tanam I dan 20 % di musim tanam ke II. sedangkan Varietas yang cocok di usahakan adalah Bauji dan Manjung. Kebutuhan benih untuk  setiap hektar sebanyak 1 ton
Penanaman dilakukan setelah tanah betul –betul basah , tanah guludan bagian atas diratakan kemudian dibuat alur  kecil sedalam 5 cm. Dengan jarak antar alur 15-20 cm.
Benih/umbi  yang telah dipilih dipotong ujungnya 1/3 bagian  . Pada saat tanam, bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah tetapi pucuk umbi usahakan jangan tertutup tanah. Dengan jarak tanam antar baris 10-15 cm.
Untuk mengurangi pertumbuhan gulma petani menyemprot dengan herbisida pra tumbuh.

 3. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan dengan cara disebar  sebelum   guludan bagian atas  diratakan  agar pupuk dasar bercampur dengan tanah guludan bagian atas dengan dosis 150 Kg.pupuk NPK dan !00 KG.Pupuk SP 36.   
Pemupukan susulan  dilakukan 2 kali yaitu:
- Saat Tanaman berumur 2 minggu : 25 kg Urea + 50 kg ZA+50 kg Kcl +NPK 100 Kg. - Saat Tanaman umur 4 minggu :  50 kg ZA+50 kg KCl +100 Kg NPK. Dicampampur secara merata semua jenis pupuk tersebut dan diaplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman.

 4. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan  dilakukan umur 20 HST dan dilakukan secara manual dengan mencabut dan  membuang gulma yang ada di sekitar tanaman. Kemungkinan gulma dijadikan inang hama untuk peletakan telur ulat yang nantinya menyerang bawang merah. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang dan daun  yang terserang ulat untuk di musnahkan.
Dilakukan pendangiran dan pembubunan, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi  guludan dengan tanah longsoran  yang berasal dari guludan.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit
 Hama yang sering menyerang adalah
1.      Ulat Bawang
Cara pengendaliannya dengan cara manual yaitu  mengambil   telur- telur dan daun yang terserang dari rumpun tanaman  dan dimusnahkan. Apabila serangan sudah diambang ekonomi maka  dikendalikan dengan cara penyemprotkan  insektisida.
2.      Ulat tanah
Ulat ini berwarna coklat-hitam menyerang tanaman bawang merah dengan cara memakan bagian bagian titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya.  Cara pengendalianya juga disemprot dengan Insektisida.

Penyakit yang yang sering menyerang pada awal pertumbuhan adalah
1.      penyakit layu Fusarium.
Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Untuk mencegah serangan penyakit ini disemprot  dengan fungisida.
2.      Penyakit Bercak Ungu atau Trotol,
disebabkan oleh jamur. Gejala serangannya ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan.cara pengendalianya dengan cara menyemprot dengan Fungisida.
3.      Penyakit Antraknose atau Lompor,  Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak Istilah petani lompor cara pengendalianya dengan cara menyemprot dengan Fungisida.

 6. PANEN DAN PACA PANEN
1. Panen
Bawang merah sudahsiap panen pada umur 55 – 60 hari setelah tanam dengan ciri  tanaman sudah rebah sekitar 70 % leher batang kosong, umbi berwarna merah dan kelihatan di permukaan tanah. Rata-rata produksi bawang merah di Kedungadem 10 ton perhektar.

2.      Pasca Panen
Penanganan Pasca baru dilakukan sebagian kecil petani umumnya bawang merah dijual secara borongan oleh pedagang.